Thursday, June 9, 2011

HARAPAN SI WAJAH TUA

Penat Si Tua itu jelas kelihatan,
Keringat mengalir deras,
Dari Subuh hingga Asar,
Kakinya tidak berhenti melangkah,
Tujunya kini ke rumah,
Setelah seharian mencari,
Apa yang dikatakan sesuap nasi.


Setiap isi dagingnya mempunyai cerita,
Mempunyai sejarah,
Yang jika diluahkan,
Tidak cukup sebentang lautan.


Langkahnya terhenti,
Matanya bersinar ke langit,
Melihat sayap besi melintas,
Terdetik di hati tanah ini sudah dewasa,
Tetapi didalam kedewasaan itu,
Masih ada kejahilan,
Tetapi dia sudah tekad,
Ini saatnya untuk dia kembali,
Ini saatnya untuk mengundur diri,
Dia meletak harapan itu kepada anak kecil,
Dan berharap anak itu akan mengubah nasib tanah ini


Di hujung jalan ini,
Tujunya telah tiba,
Naik ke rumah lalu dia,
Berdoa agar esok tetap tiba...

No comments:

Post a Comment